Mengatasi Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Terlepas dari faktor penyebab gangguan tumbuh kembang, anak akan lebih terbantu dengan terapi juga orang tua yang menerima sepenuhnya kondisi anak dan mendukungnya.

Saat dilahirkan, Bintang terbilang anak yang sehat dan tak pernah absen diberikan ASI. Perkembangannya sangat pesat, belum ada setahun ia sudah mulai belajar berjalan. Namun saat berjalan, ia menjinjitkan kakinya. Awalnya, Sang Ibu menganggap ini bagian dari prosesnya belajar berjalan, tapi ketika hal ini berlangsung hingga usianya jelang 3 tahun, ibunya merasakan keganjilan.

Menurut Rini Hildayani, M.Si, Psikolog. , Bintang mengalami tumbuh kembang yang tak sempurna yang secara umum disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan.

Faktor lingkungan meliputi kondisi pada masa prenatal, perinatal, dan postnatal. Faktor yang paling beresiko ada di masa prenatal, yaitu bisa disebabkan karena pada saat hamil Si Ibu mengonsumsi obat-obatan terlarang, alkohol, dan merokok.

Faktor perinatal dapat berupa komplikasi pada saat melahirkan. Sedangkan, masa postnatal  meliputi kondisi medis dan juga bentuk-bentuk pengasuhan yang diberikan oleh orang tua atau orang-orang yang terlibat dalam pengasuhan anak (baby sitter , misalnya).

Selain jalan jinjit, ada juga beberapa masalah tumbuh kembang. Berikut penjelasannya:

Speech Delay

Speech delay  adalah kegagalan mengembangkan kemampuan berbicara pada anak yang diharapkan bisa dicapai pada usia kronologisnya. Dengan kata lain, perkembangan anak (dalam hal bicara) tertinggal beberapa bulan dari teman-teman seusianya.

Penyebab:
Anak-anak yang dicurigai mengalami speech delay  mengalami masalah pendengaran.

Adanya keterlambatan perkembangan yang terjadi karena belum dicapainya tingkat kematangan, seperti kematangan organ-organ bicara.

Deprivasi sosial, misalnya, kurang terpapar dalam lingkungan sosial dan kurang stimulasi.

Cara mengatasi:
 Bacakan buku atau cerita bergambar sehingga anak dapat menunjuk atau memberi nama beda-benda yang ia kenal.

Gunakan bahasa yang sederhana ketika berbicara dengan anak.

Mengoreksi ucapan yang salah dari anak. Misalnya ketika anak mengatakan, “Obi, obi” saat menunjuk mobil, orang tua atau pengasuh segera membenarkannya dengan mengucapkan “Oh, itu mobil”.

Berikan pujian ketika anak bicara benar.

 Selalu merespon apa yang dikatakan anak.

Mengulangi apa yang dikatakan anak. Misalnya ketika anak mengatakan “Ma, susu!”, orang tua dapat mengelaborasi perkataan anak dengan mengatakan “Adik mau minum susu?”

Jangan memaksa dan memburu-buru anak untuk bicara. Ini hanya akan menekan anak.

Berkonsultasi kepada tenaga profesional.

Jalan Jinjit
Jalan jinjit adalah sesuatu yang normal, khususnya pada anak-anak yang baru belajar berjalan. Namun, jika bertahan hingga anak berusia 3 tahun atau lebih atau anak tidak dapat berdiri dengan menggunakan telapak kaki, Anda wajib waspada.

Penyebab:
Sulit menentukan penyebab utama jalan jinjit, namun pada umumnya gangguan ini mengarah pada sejumlah masalah, seperti cerebral palsy , masalah fisik, atau keterlambatan perkembangan (developmental delay ). Jalan jinjit juga dapat menjadi tanda gangguan yang lebih kompleks. Anak penyandang autis, misalnya, terkadang memperlihatkan tingkah laku berjalan jinjit.

Cara mengatasi:
Berkonsultasi kepada fisioterapis, ortopedis, dan neurologist .

Autisme
Autisme merupakan gangguan perkembangan yang kompleks yang umumnya muncul sebelum usia tiga tahun sebagai hasil dari gangguan neurologis yang mempengaruhi fungsi normal otak. Gangguan ini memengaruhi perkembangan dalam area interaksi sosial dan keterampilan komunikasi.

Anak penyandang autis umumnya menunjukkan kesulitan dalam komunikasi verbal dan nonverbal, interaksi sosial, dan kegiatan bermain, serta waktu luang. Mereka juga menunjukkan pola-pola tingkah laku yang terbatas, berupa pengulangan, dan stereotip.

Penyebab:
Tidak ada satu penyebab tunggal dari autis dan meski hingga saat ini masih belum diketahui penyebab persisnya, autis tidak lagi dikaitkan dengan “dinginnya” orang tua.Saat ini, para ahli menyimpulkan penyebabnya adalah:

- Permasalahan pada perkembangan awal seorang anak
Anak penyandang autis mengalami masalah kesehatan yang lebih banyak selama masa kehamilan, pada saat dilahirkan, dan segera telah dilahirkan, daripada anak yang bukan penyandang autisma.

 - Pengaruh genetik
Adanya gangguan gen dan kromosom yang ditemukan pada studi terhadap keluarga dengan anak kembar menunjukkan peran yang besar dari faktor genetik sebagai penyebab dari autis.

 - Abnormalitas otak
Meskipun tidak diketahui tanda-tanda biologis untuk autism, penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ahli menunjukkan adanya dasar biologis dari autis. Salah satu penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa gambar otak anak penyandang autism berbeda dengan gambar otak anak normal.

Cara mengatasi:
Modifikasi perilaku dengan bantuan tenaga profesional. Misalnya dalam pendekatan ABA (Applied Behavioral Analysis ) untuk menguasai keterampilan yang diperlukan yang berfungsi dalam lingkungan, terapi integrasi sensori untuk menghadapi stimulasi sensoris, dan floortime  untuk meningkatkan perkembangan emosi anak.
- Terapi wicara.
- Sarana pendukung dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan orang tua/pengasuh anak di luar waktu-waktu terapi, seperti:
a. Pendukung visual agar anak lebih mudah berkomunikasi, mengutarakan keinginan, dan membantu anak memahami kehidupan dengan lebih baik juga membantu anak mengembangkan pemahaman tentang waktu dan pentingnya menghargai lingkungan
b. Hiking , berenang, berkuda, naik sepeda, sepatu roda, atau naik-turun tangga. Kegiatan-kegiatan tersebut sejalan dengan prinsip terapi integrasi sensori
c. Berinteraksi dengan anak dalam situasi bermain yang melibatkan sentuhan dan kontak mata yang memadai.

Disleksia
Disleksia merupakan kesulitan belajar khusus yang dikarakteristikkan oleh kesulitan dalam belajar membaca. Namun, beberapa anak juga ditemukan memiliki kesulitan dalam belajar menulis, mengeja, menggunakan kata-kata yang tepat, atau kebingungan arah dalam membaca (dari kiri ke kanan atau sebaliknya).

Penyebab:
- Faktor genetik dan konstitusional, misalnya salah satu orangtua yang memiliki masalah serupa.
- Faktor neurobiologis yang disebabkan oleh kerusakan otak, perkembangan otak, atau struktur otak
- Faktor sosial dan psikologis berupa gangguan emosional dan tanda-tanda lain dari kemampuan adaptasi yang buruk sering mengikuti masalah kesulitan belajar.
- Faktor lingkungan (lihat lagi faktor prenatal, perinatal, dan postnatal ).

Cara mengatasi:
- Orang tua dapat memberikan kegiatan mendengarkan, bersajak, membuat kata dari balok-alok alfabet yang menyenangkan.
- Dirujuk ke tenaga profesional, seperti terapis remedial, neurolog, atau psikolog agar mendapat treatment yang tepat.

2 komentar:

  1. Pusat Terapi Anak berkebutuhan khusus Rumah Sahabat Yogyakarta melayani terapi autism, terlambat bicara, ADHD, Down syndrom, CP dan lain-lain dengan terapi terpadu, speech terapi, sensori integrasi, terapi perilaku, fisioterapi, home visit program, pendampingan dll. untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi Rumah sahabat phone 0274 8267882

    BalasHapus
  2. Terimakasih. Artikel yang sangat menarik sebagai referensi para Bunda Indonesia. Izin untuk menyalin. Terimakasih.

    http://intiherbalindo.blogspot.com/2013/07/enbepe-natural-brain-power-nutrisi-otak-anti-stroke.html

    BalasHapus